Tradisi Melasti Desa Belayu, Tabanan Dengan Berjalan Kaki Hingga 35 Kilometer

Proses melasti yang unik di Desa Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Menjelang hari raya nyepi, Desa Belayu melakukan upacara melasti  yaitu dengan cara berjalan kaki sepanjang 35 kilo meter, dari Pura Bale Agung Belayu menuju pantai seseh, Badung. Langit masih gelap gulita, kala krama Desa Belayu bersiap-siap untuk Ngiring Ida Betara melasti ke Pantai Seseh, karena memang proses melasti dimulai sejak malam hari hingga dini hari.

Proses melasti yang tergolong unik ini sudah di laksanakan turun temurun oleh masyarakat Desa Belayu menjelang hari raya nyepi.  Meskipun jauh, seluruh krama atau masyarakat Desa Belayu dengan suka cita Ngiring Ida Betara mesucian, dan pantang mengeluh lelah, sehingga perjalanan menuju Pantai Seseh pun terasa singkat. Prosesi melasti ke segara pada Desa Belayu dilaksanakan setiap dua tahun sekali ke Pantai Seseh, Badung.

Sesampainya di pantai, Ida Betara langsung mesucian dan dilanjutkan dengan persembahyangan bersama. Krama pun diberikan waktu sekitar 30 menit untuk mesanekan atau beristirahat untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan mantuk atau kembali ke Desa Belayu dengan menempuh rute yang sama dengan berjalan kaki. Sekitar 100 meter sebelum sampai di Pura Bale Agung Belayu, Ida Betara akan dipendak oleh krama istri, gong gede dan membentangkan kain putih panjang atau lelancingan. Kemudian Ida Betara kembali ke Pura Bale Agung Belayu, namun sebelum Ida munggah di Bale Panjang, terlebih dahulu dihaturkan ganjaran celeng butuhan yang dipotong kepalanya atau disambleh.

Dalam Babad Bali, Melasti, juga disebutkan merupakan rangkaian dari hari raya Nyepi dan Melasti juga disebut juga melis atau mekiyis bertujuan untuk :

  • Melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan, serta memperoleh air suci (angemet tirta amerta) untuk kehidupan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber / mata air yang disucikan.
  • Bagi pura yang memiliki pratima atau pralingga seyogyanya mengusungnya ke tempat patirtan tersebut di atas. Pelaksanaan secara ini dapat dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakanya tawur kesanga untuk memohon kepada Tuhan untuk kesejahteraan alam lingkungan menjelang pergantian tahun saka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *